Sumber Gambar: Kemenperin |
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Sehingga hari ini, saya bisa membawakan tulisan remeh-temeh berjudul "Saat Hoax lebih mematikan daripada virus covid-19 di era digital". Tidak untuk menggurui, namun ini penting ditengah masyarakat yang kebingungan dalam menyerap informasi. Bukannya mendapatkan informasi, malah memperpanjang rantai berita bohong yang menyebabkan pandemi begitu kewalahan ditangani.
Setahun sudah kita lewati dengan berbagai rintangan. Pada awal tahun 2020,kita dikejutkan dengan pandemi virus . Walaupun,kita sudah pernah melewati berbagai pandemik sebelumnya, Banyak negara,terutama negara berkembang seperti Indonesia, masih belum siap dengan pandemi ini. Pandemi ini sudah membuat kekacauan,tidak hanya dalam sistem kesehatan ,tapi juga menciptakan stigma di masyarakat.
Apakah kita sadar, bahwa ada fenomena yang terjadi sekarang di masyarakat Indonesia?. Akhir akhir ini,terdapat banyak pendapat dari tokoh-tokoh di Indonesia tentang Covid-19. Para tokoh-tokohi ini datang dari banyak latar belakang seperti politikus, bahkan penggiat seni. Mereka semua berdebat mengenai konspirasi virus Covid 19 dan lagi lagi yang disalahkan adalah paramedis karena mereka menganggap paramedis-lah yang paling mendapatkan keuntungan dari situasi ini. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak mempercayai pemerintah dan mereka mulai melanggar protokol kesehatan. Paramedis yang berada di garda depan terancam terhadap virus ini,karena tingginya jumlah kasus. Sampai desember 2020, sudah ada 363 petugas medis yang meninggal karena virus covid-19. Terlebih lagi, adanya stigma negatif di kalangan masyarakat mengenai pasien covid-19. Seperti tidak memilki empati, Masyarakat akan mengucilkan bahkan mengusir pasien . Para pasien tidak hanya menderita secara fisik,tetapi juga secara mental.
Kalau kita lihat lagi ke belakang, ini semua disebabkan oleh mis-informasi pernyataan dari orang orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini diperburuk dengan masyarakat percaya akan hal tersebut dan mulai menyebarkan hoax. Di era digital ini, informasi sangat mudah menyebar begitu pula dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Sekarang bagaimana kita sebagai generasi muda bisa mengatasi masalah hoaks ini? Sebagai generasi muda kita dituntut untuk menjadi generasi bakti apa itu generasi bakti? Generasi yang bersama aktif, kreatif, dan peduli.
Generasi Aktif
Yang Pertama, kita harus menjadi generasi Aktif. bagaimana caranya? disini kitai dituntut untuk menjadi aktif memberikan edukasi yang benar khususnya mengenai pencegahan covid -19 di era new normal serta meluruskan informasi informasi yang tidak benar di trngah masyarakat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Yale pada tahun 2018 ,menunjukkan bahwa alasan masyarakat percaya dengan hoaks adalah karena semata mata mereka malas untuk berpikir dan mencari informasi yang benar. Masyarakat cenderung menelan mentah mentah informasi yang didapat. Nah, Dengan terus menerus menyampaikan informasi yang benar dan mengabaikan hoaks, secara alam bawah sadar masyarakat akan terbiasa dengan informasi yang benar. Lalu, bagaimana cara menypampaikan informasinya? Di sinilah peran generasi yang kreatif.
Generasi Kreatif
Ya jadi yang kedua adalah menjadi kreatif. Generasi yang kreatif bisa memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan edukasi secara kreatif dan dapat dipahami oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi generasi muda mengenai Bagaimana pengemasan edukasi tersebut.
Generasi Peduli
Terakhir, kita harus paham bahwa Memerangi hoaks adalah sebagai bukti nyata kita bahwa kita peduli bukan hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada negara kita dan khususnya para tenaga medis yang sudah berjuang sampai saat ini. Mulailah dengan langkah kecil dari diri sendiri. Kalian bisa menjadi garda awal dalam edukasi di lingkup keluarga kalian.
Jadi selalu ingat, jadilah generasi yang aktif, kreatif, dan peduli. Aktif mengedukasi, kreatif dalam menyampaikan, dan peduli terhadap sekitarnya. Masalah hoak ini tidak akan bisa diselesaikan apabila kita tidak bersama sama untuk memerangi dan menecegah agar tidak ada lagi nyawa yang berjatuhan. Kita harus bekerja sama untuk melewati pandemi ini. Kita harus ingat bahwa kita punya tanggung jawab moral dan betapa kuatnya pengaruh kata jata kita. Lidah kita lebih kuat daripada virus.
Posting Komentar