Perkenalkan namaku Maya Keylee, aku masih duduk di kelas sepuluh di salah satu SMA familiar di kota kelahiranku. Selama ini saya sangat senang membaca dan menyanyi, namun teman-teman di sekolah ada saja yang tidak menyukaiku ntah karena hal apa hingga mereka tidak menyukai keberadaanku di sekolah. Disisi lain tidak sedikit juga dari teman-teman yang menyanjung dan memujiku karena kebiasaanku. Selain menyanyi sebagai suatu hobi membaca juga salah satu kegemaranku dalam aktivitas sehari-hari. Dengan membaca membuatku sadar akan pengetahuan yang bisa kumaknai dan beberapa motivasi yang bisa saja menaikkan moodku dalam melakukan sesuatu hal yang baik (menulis misalnya). Karena sering berkutat dengan buku bacaan sebagian teman sampai memanggilku si kutu buku tetapi aku tidak terlalu memikirkan hal itu tentunya kutu buku memiliki konotasi yang baik karena kegiatan membaca adalah kegiatan yang sangat positif, tapi apalah arti sebuah panggilan? yang terpenting adalah fokus pada diri dan mengambil hal positif dari perlakuan setiap orang.
Jam istirahat tiba, aku asyik menikmati buku bacaan, cemilan dan kondisi hati makin betah ingin berlama-lama di perpustakaan. Lalu hal yang paling tidak kuharapkan datang. Tiga siswa masuk ke perpustakaan mereka adalah Emily, Aurora, dan Helena mereka bertiga bersahabat. Ketiganya menemuiku di ruangan yang sedari tadi membuat moodku terasa nyaman namun nyatanya tidak begitu semenjak mereka bertiga datang. Bukan tanpa sebab aku tidak menyukainya, mereka selalu menggangguku dan bahkan mengejek setiap bertemu di sekolah. Aku bergegas pergi dari perpustakaan untuk menghindari mereka, dan mulai menuju keluar ruangan terlihat guruku yang muda dan cantik sedang menempelkan pengumuman pada papan mading sekolah. Bergegas menuju mading dan ada selembar kertas di papan berwarna hijau yang berisi pengumuman. Kubaca informasi tersebut sampai selesai, ternyata ada event lomba menyanyi. Awalnya aku sangat senang, karena menyanyi adalah salah satu hobiku, tapi aku kurang yakin untuk suka hati mengikutinya. Setelah pulang dari sekolah, aku melanjutkan informasi yang kudapatkan tentang lomba menyanyi pada ibuku.
"Ibu
aku pulang"
"Jadi
bagaimana hari ini?"
"Baik"
"Hmm
katakan pada ibu, apa saja yang didapat di sekolah nak?"
"Hari
ini ibu guru memasang pengumuman tentang lomba bernyanyi"
"Lalu?
Kamu mau mencoba mengikuti lomba itu?"
"Aku
kurang yakin, mungkin saja teman-teman tidak senang
dengan suaraku"
"Nak, kamu tak akan pernah tahu jika kamu belum mencobanya? Jangan dengarkan apa yang dikatakan orang lain tapi usahakan dulu. Kamu harus tau bahwa ibu sangat percaya dan mendukungmu, pikirkan itu baik-baik ya…"
Malamnya, aku merenungkan semua perkataan ibu, support system dari ibu benar-benar membuatku berpikir ulang tentang lomba menyanyi itu. Tapi jika dipikir mendalam memang benar apa yang dikatakan oleh ibu, seharusnya aku bisa abai pada hal-hal yang negatif tentang perkataan apa yang disampaikan orang. Esoknya aku kembali sekolah dan aku sudah memikirkannya matang-matang tentang kesanggupanku mengikuti kompetisi tersebut. Ya, aku akan mengikuti lomba itu dan memilih untuk langsung mendaftar. Segera aku untuk menemui ibu guru muda yang cantik itu dan cepat-cepat menuju ruangannya.
“Permisi, Selamat pagi bu…Saya Maya Keylee ingin mengikuti lomba menyanyi dari informasi yang ibu sampaikan di papan penguman mading”
“Oiaya nak, silahkan isi formulir pendaftarannya ya. Tulis identitas diri dengan baik dan benar jika sudah berikan ke ibu lagi karena akan segera ibu daftarkan”
“Baik bu, terima kasih”
“Sama-sama nak”
Namaku sudah terdaftar untuk mengikuti lomba menyanyi. Dibalik percakapanku di ruang guru ternyata Emily dan sahabatnya melihatku yang melakukan pendaftaran. Dan sepertinya cobaan akan menimpaku dengan cara mereka akan mengejek dan menggangguku.
"Hei
kutu buku apa kau yakin kau akan menang lomba menyanyi? (Sambil tertawa terdengar
menyepelekan)
"Memangnya
kenapa? Apa ada yang salah dengan aku mengikuti lomba itu?”
“Anak
seperti kamu mana bisa menyanyi, suaramu layak sama sekali”
“Dengarkan aku baik-baik, mulai saat ini aku tak akan diam saja dan aku tak memperdulikan semua perkataan kalian yang cenderung mengejekku”
“mimpi kamu ya, bisa menang lomba menyanyi” (sambil terbahak-bahak menertawakanku)
Mereka langsung pergi. Waktuku hanya satu minggu untuk berlatih dan aku tak boleh melewatkan kesempatan ini. Aku berlatih di rumah bersama dua sahabatku Caris dan Carissa dua sahabat yang kembar yang selalu mendukungku. Aku mulai melatih bernyanyi dan mereka tersenyum. Saat selesai menyanyi mereka memberikan apresiasi atas usaha dalam latihan menyanyi.
"Suaramu
bagus sekali" kata Caris
"Benar,
kami sangat yakin kamu pasti menang" kata Carissa.
"Terima kasih, kalian berdua memang yang terbaik".
Satu minggu kemudian, tiba pada hari perlombaan banyak orang disana ada orang tua dan peserta lainnya. Aku gugup tapi ada ibu dan kedua sahabatku yang menemaniku. Tak disangka Emily yang seringkali mengejekku ternyata juga mengikuti perlombaan menyanyi. Saat dia bernyanyi aku gugup karna suaranya cukup bagus semua orang bersorak untuk penampilannya. Disela-sela itu dia sempat menghampiriku hanya untuk memberikan sebuah tekanan padaku.
"Suaraku baguskan? Semoga berhasil" dia tertawa lalu meninggalkanku
Namun aku tetap harus bisa mengalahkan segala kegugupan dan keraguan dalam diri, tidak peduli dan aku harus mengabaikan perkataannya. Sampai pada giliranku para juri memanggil namaku untuk segera tampil bernyanyi dalam perlombaan ini.
"Kau pasti bisa Maya, semangat…" kata ibu dan kedua sahabatku.
Aku mulai bernyanyi dan semua terdiam, mereka semua menatapku penuh keseriusan ntah mereka suka atau tidak dengan penampilanku, aku tidak bisa menilainya. Sampai lirik terakhir mereka semua berdiri dan bertepuk tangan. Aku memberi salam dan langsung ke belakang panggung. aku langsung mencari ibu dan kedua sahabat baikku yang selalu ada untukku
"Lihat mereka semua menyukaimu" ujar Caris
Aku langsung memeluk mereka, karena aku sungguh terharu atas apa yang mereka selama ini lakukan, dibalik ejekan yang datang kepadaku ternyata Tuhan memberikan ibu yang baik dan kedua sahabat yang baik.
"Tanpa
kalian aku tak akan bisa melakukan semua ini, aku sangat menyayangi kalian semua"
"Baiklah hadirin sekalian, hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi
seluruh peserta dan para orang tua kami akan mengumumkan para pemenang dari
event lomba menyanyi"
Mendengar
MC acara, aku sangat tegang dan penuh kecemasan. Namun Tuhan memberikan hal
baik kepadaku dan aku sangat senang ketika Mc membacakan satu persatu para
pemenang.
"Juara ketiga adalah Helia Gabriella. Juara kedua Emily Collen. Dan juara
pertama Maya Kaylee. Selamat kepada para pemenang dan silahkan menuju ke podium
untuk menerima penghargaan dalam event ini"
Semua orang mengucapkan
selamat kepadaku. Emily dan yang lainnya meminta maaf kepadaku dan dia berjanji
tidak akan mengejek lagi. Akhirnya semua berteman dan bersahabat dengan baik. Karena
event lomba itu aku mulai mengikuti banyak lomba menyanyi dan mewakili sekolahku.
Percayalah bahwa setiap orang yang merasakan kecewa, cepat atau lambat Tuhan
akan membalas dengan kebahagiaan.
Hi...namaku Putu Ramaniya Putri. Penulis cerita pendek ini, disini saya ingin menyampaikan kepada
semua pembaca bahwa ada hikmah yang bisa kita ambil:
Kalian yang selalu
mendapatkan ejekan dalam setiap kekurangan diri, tidak perlu gusar dan sedih.
Cukup tetap menjadi diri sendiri dan sabar atas ejekan yang datang. Percayalah bahwa
Tuhan akan menyiapkan kebahagiaan untukmu. Dan tetap percayalah bahwa masih ada
orang-orang yang sayang dan mencintai dirimu, jangan berputus asa atau depresi hanya
karena ejekan yang datang secara terus menerus. Abaikan setiap ejekan dan
teruslah berusaha atas apa yang sedang kamu yakini. Setiap ejekan akan berlalu
seiring waktu kalian membuktikan diri untuk hidup menjadi lebih baik.
Posting Komentar