"Musik adalah perasaan yang bisa didengar." - Pidi Baiq
Qoute diatas mungkin sudah sering lalu-lalang terdengar ditelinga penikmat musik Indonesia bahkan dikalangan pelajar, namun bagaimana berkarya dan bermusik di tengah pandemi Covid-19 khususnya bagi lingkungan sekolah. Tentu sangatlah menarik karena yang bersentuhan langsung dengan hal ini adalah guru mata pelajaran seni musik.
Musik suatu hal yang mampu membangkitkan jiwa, jika jiwa mampu merasakan senang maka imunitas dan mood baik akan beriringan mengikuti jiwa yang senang, dalam kesehatan manusia baik tubuh dan pikirannya akan terdampak langsung terkait kejiwaan itu. Dalam pembelajaran musik ditengah pandemi, bermusik tidak bisa dilakukan di suatu ruangan terbuka seperti hari normal sekolah dimana guru dan siswa dapat berinteraksi dan berkolaborasi dengan langsung melalui tatap muka, tetapi selalu ada beragam cara untuk menggeliatkan musik agar nalar karya tidak mati oleh hadangan wabah salah satunya dengan memanfaatkan ranah virtual yang difasilitasi oleh era digital.
Dikurikulum k-13 selain siswa diarahkan untuk mandiri dan berinovasi, guru pun juga digiring ke hal yang serupa. Dalam artian begini, Jika tidak bisa masuk kelas real karena Covid-19, haruskah bermusik dan berkarya juga ikut terhenti? Tentu jika kita bersepakat untuk berhenti maka pendidikan seni musik keluar dari filosofinya, karena bermusik itu adalah obat jiwa yang menyenangkan. Sebab dengan karya dan bermusik lah kita dapat membangun optimisme-optimisme baik karena rasa kebahagian itu tumbuh, apalagi musik adalah hal paling digemari manusia baik dari belia maupun yang sudah tua. Disini peran musik sebagai sarana membuat yang sedih untuk tertawa, yang senduh menjadi senang hal itu dapat dibangkitkan dan disuarakan melalui karya seni musik.
Sekolah SMP Jembatan Budaya, tidak pernah mati nalar untuk berkarya ntah dalam kondisi wabah maupun hari-hari biasa, musik selalu harus memberikan warna dan kesan bahagia serta musik dan karya harus selalu ada. Maka tak salah jika musik adalah salah satu obat jiwa yang mampu membuat orang yang mendengarnya senang dan yang membawakan musik semakin hidup akan jiwanya.
Baru-baru ini guru dan siswa di SMP Jembatan Budaya, melakukan kolaborasi menyanyikan lagu "Indonesia Jaya" yang dilakukan melalui recording virtual oleh guru dan siswa yang dijadikan dan dikonsep baik oleh guru seni musik sehingga menjadi musik yang mampu memberikan semangat bangkit di momentum Dirgahayu Indonesia ke-75.
Dengan karya tersebut membuat kita terhibur karena disisi lain sebagai bahan untuk selalu berefleksi mengenang dan mengingat bahwa apapun yang terjadi pada negeri ini dari masa ke masa, kita harus tetap bersatu saling bersinergi dan menguatkan demi satu tujuan "Indonesia Jaya"
Lagu tersebut bisa kita nikmati di akun Youtube SMP Jembatan Budaya, dengan akses link: http:youtu.be/bq8pDO7KiUs.
Berikut nama-nama yang terlibat dalam karya Indonesia Jaya :
Staf Guru :
1. Mr. Moch Adhi Prasetyo selaku Guru MUSIK SMP Jembatan Budaya
2. Ms. Desi Kusuma
3. Ms. Himadara
Dari kalangan siswa:
1. Kirana Andari
2. Angelia santa gunawan
3. Tianya Bethany Masbudi
5. Katherina Kitara
6. Michelle Giannelay
7. Hiroki
8. Carla Gracia
Redaksi : Mr. Andree/merawatingat
Posting Komentar